Pinocchio, Remake Live-Action Buatan Disney
August 25, 20225 Tempat Wisata di Bali untuk Anak Paling Seru
August 26, 2022Salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada anak-anak adalah Attention-Deficit/ Hyperactivity Disorder (ADHD). Gangguan ini dimungkinkan terjadi pada orang dewasa juga. Dalam halnya anak-anak, diperkirakan ada sekitar 8,4 persen anak-anak di seluruh dunia mengalaminya.
Meskipun lebih sering didiagnosis pada anak laki-laki, namun bukan berarti gangguan ini didominasi oleh anak laki-laki saja. Biasanya, anak laki-laki cenderung menunjukkan gejala hiperaktif dan hal serupa lainnya, sementara anak perempuan lebih banyak pasif, sehingga lebih sulit didiagnosis.
Apa yang menyebabkan ADHD?
Hingga saat ini para peneliti masih berusaha mencari tahu penyebab terjadinya gangguan ini. Satu hal yang secara definitif telah ditunjukkan selama ini adalah faktor genetik itu penting. Beberapa faktor risiko potensial lainnya juga mungkin menjadi penyebabnya, termasuk karena faktor lingkungan, seperti hamil di usia muda, merokok atau minum alkohol saat hamil, dll. Cedera kepala, kelahiran prematur, dan berat badan rendah pada saat lahir – semua hal tersebut bisa menjadi salah satu risiko.
Ada pandangan umum atau mitos di masyarakat bahwa terlalu banyak menonton televisi, terlalu banyak mengkosumsi gula, dan memiliki keluarga yang “broken” atau bermasalah adalah alasan di terjadinya ADHD. Namun tidak ada penelitian yang mendukung pandangan tersebut. Faktor-faktor ini memang dapat memperburuk gejala, tetapi belum tentu menjadi penyebabnya,
Bagaimana sebenarnya perilaku pasien ADHD?
Ada pola gejala yang muncul pada pasien penderita ADHD, misalnya:
- Kurang perhatian – ditandai dengan kurangnya fokus, ketidakmampuan untuk melakukan satu pekerjaan saja, disorganisasi, pemahaman yang buruk, dll.
- Hiperaktif – ditandai dengan gerakan konstan, bahkan meskipun itu tidak wajar atau tidak benar. Pada kasus anak-anak, mereka mungkin menjadi sangat gelisah, terus-menerus mengetuk benda (menggerakkan kaki, mengetukkan jari pada permukaan benda) atau merasa sulit untuk berhenti berbicara.
- Impulsif – ketika seseorang bertindak dengan sedikit atau tanpa kontrol diri. Mereka sering menyela orang lain dan pikirannya berlompat-lompat.
Pasien ADHD mungkin mengalami kurangnya perhatian, terutama anak perempuan. Orang lain biasanya memiliki kombinasi hiperaktif dan impulsif. Tetapi pertanyaannya adalah bagaimana orang tua dapat mengidentifikasi hal ini?
Cara Mengidentifikasi ADHD pada Anak
Karena terus-menerus bepergian, pelupa, dan mudah teralihkan adalah hal-hal umum yang tanpa kita sadari kita lakukan terhadap anak-anak. Jadi kita sering melihat kurangnya perhatian, impulsif, dan aktivitas berlebihan sebagai bagian dari tumbuh dewasa dari seorang anak. Jadi, di mana orang tua harus menentukan batasnya?
Satu hal yang dapat kita jadikan “alarm” adalah bahwa pasien ADHD memiliki perilaku yang ekstrim dibandingkan dengan kebanyakan anak-anak lain. Seringkali anak tersebut menghadapi kesulitan yang signifikan di sekolah untuk belajar atau berteman.
Hiperaktivitas atau bahkan ketidakaktifan mereka tampaknya lebih ekstrem daripada yang lain. Sebagai orang tua dapat mengkomunikasikan hal ini dengan guru atau pengasuh (apabila ada) yang sering berinteraksi dengan anak, agar dapat diambil kesimpulan apakah kita perlu khawatir tentang perilaku anak kita saat ini?
Konsultasikan kepada Dokter Anak
Jika memang terdapat gejala hiperaktivitas atau bahkan ketidakaktifan yang ekstrem, meskipun tidak secara otomatis berarti mereka memiliki ADHD, tidak ada salahnya jika kita berkonsultasi dengan dokter anak.
Dokter anak yang kemudian akan membuat diagnosis. Hal itu dilakukan dengan memperhitungkan beberapa faktor, termasuk usia. ADHD telah didiagnosis dapat muncul pada usia paling muda adalah empat tahun, dan untuk diagnosis yang tepat, gejala tersebut biasanya muncul sebelum usia 12 tahun.
Kabar baiknya adalah bahwa ADHD dapat kita kelola atau rawat. Tentu pasti sulit bagi anak dan keluarga, tetapi yang jelas kita memiliki pilihan untuk membantu mereka.
Dokter anak dapat bekerja dengan anggota keluarga atau orangtua untuk merumuskan rencana perawatan. Kami contohkan di Bangladesh, setiap rumah sakit perguruan tinggi kedokteran memiliki ‘Shishu Bikash Kendro‘ (pusat perkembangan anak) di mana dokter anak dapat membantu mendiagnosis ADHD.
Ajarkan Perilaku Hidup Sehat
Bersamaan dengan proses pengobatan, mengajarkan anak gaya hidup sehat juga penting. Ini dapat mengurangi keparahan gejala. Termasuk makan sehat, misalnya diet seimbang buah-buahan, sayuran dan protein tanpa lemak. Melakukan aktivitas fisik secara teratur sesuai usia, cukup tidur dengan jadwal teratur, dan membatasi waktu untuk menatap layar perangkat elektronik. Apapun itu, semuanya membantu. Jadi, jangan karena anak anda menangis atau karena anda sibuk, malah kalian berikan tablet/ handphone yang dilihat si anak seharian.
Kesimpulannya, ada cara untuk merawat ADHD. Jadi jika anak kalian mengalaminya, tidak perlu panik dan konsultasi dengan ahlinya untuk mendapatkan bantuan.
— Dirangkum dari berbagai sumber.